
TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto menyatakan bahwa unit usaha otomotif masih menjadi lini bisnis utama perusahaannya. Kebijakan Astra untuk melebarkan sayap ke unit usaha lainnya, dinilai hanya merupakan pengembangan bisnis dari perusahaan.
"Hingga Kuartal III 2016, unit usaha otomotif masih menjadi kontributor utama bisnis perusahaan dengan persentase hingga 50 persen," kata Prijono dalam acara peringatan ulang tahun ke-60 Astra di Jakarta, Jumat, 24 Februari 2017.
Baca:Toyota Sudah Jual 10 Juta Mobil HybridIncar Industri Kecil, TVS Kargo Ikut Pameran di Bali
Menurut Prijono, pada Desember 2016 perusahaannya memang mengalami sedikit upnormality. "Secara umum, otomotif masih menjadi separuh tulang punggung perusahaan, 15 persen untuk bisnis jasa keuangan, 15 persen untuk bisnis alat berat pertambangan, 10 persen dari agribisnis, dan bisnis lain 10 persen."
Sebelumnya Astra telah melakukan topping off dua proyek propertinya, yakni Menara Astra dan Anandamaya Residences. Pelaksanaan topping off ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan hari ulang tahun Astra ke-60, sekaligus pembukaan lini bisnis ketujuh perusahaan tersebut.
Prijono menambahkan dalam 3 tahun terakhir ini, Astra tidak hanya membuka bisnis baru, akan tetali juga masuk ke next landscape (lanskap selanjutnya). "Jadi kita masuk ke bisnis yang sebelumnya tidak pernah kita sentuh, seperti properti hingga pembangkit listrik," ucapnya.
Simak:30 Mobil Modifikasi Siap Diuji Konsumen di AutoPro 2017Autopro 2017, Diharapkan Besarkan Industri Otomotif
Untuk mengembangkan lagi lini bisnis , Prijono melanjutkan, pihaknya harus melihat peluang yang ada. "Kami ingin konsolidasi internal terlebih dulu, untuk masuk ke bisnis properti saja, kami perlu waktu 2 tahun sejak 2014, untuk bisa merealisasikannya."
FAJAR PEBRIANTO | WAWAN PRIYANTO