Seorang Sales promotion girls (SPG) berjaga di depan mobil produk Toyota Calya Pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 di Indonesia Convention Exhibtion (ICE) BSD City, Tangerang Selatan, 11 Agustus 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Mobil subsidi atau low cost green car (LCGC) masih menjadi primadona bagi pasar kendaraan roda empat di Indonesia. Berdasarkan data penjualan awal tahun dari sejumlah agen pemegang merek (APM) yang bermain di kelas itu, penjualan LCGC berkontribusi paling besar pada Januari 2017.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Umara mengatakan bahwa harga merupakan satu indikator penting. LCGC yang dipatok dengan harga lebih murah dibandingkan dengan varian mobil lainnya terbukti menjadi pertimbangan utama sebagian besar konsumen.
Baca: Mercedes Model Raja Salman Mulai DiburuMitsubishi Buka Dealer Mobil Penumpang di Cakung
Wakil Presiden Direktur PT TAM Henry Tanoto mengatakan kontribusi penjualan LCGC tidak selalu paling besar. Penjualan Avanza dan varian LCGC Toyota bersaing ketat setiap bulannya. Dia juga menjelaskan bahwa konsumen LCGC tergolong first time buyer atau yang baru pertama kali membeli mobil. “Menurut survei kami segmen LCGC, 55 persen dari first time buyer dan [pengguna] motorcycle [motor] yang step up [naik kelas],” kata Henry kepada Bisnis, Kamis, 2 Maret 2017.
Henry TanotoMenurut General Manager Marketing Strategy and Communication PT Nissan Motor Indonesia Budi Nur Mukmin, pasar LCGC masih memiliki kesempatan berkembang lebih besar. Senada dengan Henry, dia mengatakan bahwa konsumen LCGC kebanyakan adalah pengguna sepeda motor atau angkutan umum yang naik kelas.
Simak: KPPU Beberkan Bukti Yamaha dan Honda Kongkalikong HargaMasuki Usia 110 Tahun, Ini yang Menjadi Fokus Daihatsu
Kendati demikian, dia yakin hal itu bukan berarti menutup pertumbuhan mobil non-LCGC. Konsumen yang menginginkan pengalaman berkendara lebih tinggi akan melirik mobil yang tidak tergolong ke dalam kendaraan sejuta umat.
Sementara itu, Marketing and Aftersales PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy memprediksi pasar mobil penumpang dan LCGC tumbuh di kisaran 10 persen. Tahun ini kedua kelas itu akan tumbuh beriringan, karena mayoritas pasar otomotif tumbuh. “Terdorong oleh [pertumbuhan] kendaraan komersial. Kalau komersial tumbuh, pasar penumpang juga,” ujarnya.
Penjualan LCGC Januari 2017
APM | LCGC | Total Penjualan | Persen |
PT Toyota Astra Motor | 9.057 | 31.233 | 29 Persen |
PT Astra Daihatsu Motor | 5.775 | 14.426 | 40 Persen |
PT Nissan Motor Indonesia | 803 | 1.955 | 41 Persen |
Adapun PT Toyota Astra Motor (TAM) mencatat total penjualan Januari 2017 sebesar 31.233 unit. Kontribusi LCGC 29 persen di antaranya atau 9.057 unit. Kontribusi LCGC sedikit lebih tinggi atau 2 persen di atas penjualan Toyota Avanza.
Jonfis FandyKeterangan resmi PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menunjukkan LCGC mendongkrak penjualan ritel. Mobil murah dan ramah lingkungan itu berkontribusi sebesar 40 persen dari total penjualannya. Total penjualan ritel ADM pada Januari 2017, 14.426 unit dengan 5.775 unit diantaranya atau 40 persen adalah varian LCGC.
Begitu juga dengan PT Nissan Motor Indonesia (NMI). Kinerja awal tahun APM Nissan-Datsun tersebut didongkrak penjualan LCGC sebanyak 41 persen. NMI mencatatkan penjualan 1.955 unit dengan 803 di antaranya adalah LCGC Datsun.
Berdasarkan data Gaikindo, sepanjang Januari—November 2016, mobil LCGC berkontribusi paling besar pada pertumbuhan pasar otomotif dalam negeri. Total penjualan kendaraan roda empat pada periode itu 974.971 unit, dengan 212.327 unit atau 22 persen di antaranya adalah mobil LCGC.
BISNIS.COM