CEO LeEco Jia Yueting dan Dinh Lei, memperkenalkan LeSee diperkenalkan dalam China Autoshow 2016 di Beijingm Cina, 20 April 2016. Banyaknya layar sentuh pada kabin LeSee digunakan sebagai pusat kendali mobil listrik tersebut. Photo : LeEco
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah China mempertimbangkan menarik kembali atau menunda sejumlah kebijakan yang telah diajukan guna mendorong para manufaktur otomotif untuk memproduksi kendaraan bertenaga listrik. Sikap itu dikeluarkan setelah Pemerintah China menerima respon balik dari industri otomotif yang menyatakan bahwa sejumlah target terlalu ambisius.
Baca: Startup Otomotif Cina Mandek Terhambat Birokrasi
Berdasarkan rancangan undang-undang yang akan direalisasikan pada September mendatang, nantinya para manufaktur otomotif akan diminta untuk memenuhi nilai kredit kendaraan dengan energi terbarukan sebesar 8 persen pada tahun mendatang yang merupakan hasil dari bobot yang berbeda dari berbagai tipe kendaraan beremisi rendah maupun kendaraan tanpa emisi.
Baca: Cerita Satu Dekade Cina Bangun Bisnis Otomotif di AS
Tentu saja, perusahaan yang gagal memenuhi persyaratan tersebut akan dikenai denda atau harus membeli kredit dari para perusahaan yang mampu melampaui nilai minimum kredit.
China Association of Automobile Manufacturers mengungkapkan bahwa rata-rata produksi kendaraan bertenaga energi terbarukan hanya mencapai 3 persen dari nilai kredit yang diharapkan atau lebih rendah 5 persentase poin dari target 2018 tersebut.
Menteri Bidang Industri dan Teknologi Informasi, Miao Wei menyatakan pihaknya tengah mempertimbangkan untuk menurunkan persyaratan kredit atau menunda pelaksanaan kebijakan tersebut.
“Kami masih bekerja terhadap regulasi tersebut,” jelas Miao di sela-sela pembukaan sesi tahunan National People’s Congress. “Mungkin akan selesai sekitar Mei atau Juni," tuturnya kutip di laman bisnis.com, Senin 6 Maret 2018.
Penurunan persyaratan kredit atau penundaan pelaksaaan kebijakan tersebut dapat memberikan tambahan waktu bagi para manufaktur otomotif termasuk Volkswagen AG dan General Motor Co untuk meningkatkan produksi mobil listrik mereka.
Namun, kondisi akan merugikan para pemasok seperti Contemporary Amperec technology Co yang mengandalkan kebijakan pemerintah terkait subsidi dan target efisiensi bahan bakar yang mendorong permintaan terhadap baterai lithium-ion yang menjadi sumber utama bagi model kendaraan dengan energi terbarukan.
BISNIS