Bendera Inggris dan Uni Eropa. REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Inggris untuk keluar dari blok Uni Eropa tak memberi dampak pada penjualan mobil baru di negara itu.
Pasalnya, jumlah pasokan mobil baru yang terdaftar di Inggris mencapai posisi tertinggi pada Maret. Itu terjadi karena meningkatnya belanja konsumen sebelum diberlakukannya kenaikan pajak pada April, sekaligus untuk mengatasi ekspektasi kemerosotan setelah dua tahun mencapai rekor tertinggi.
Society of Motor Produsen dan Traders (SMMT) menyatakan penjualan mobil baru meningkat 8,4 persen pada bulan lalu di angka 562.337 meski ada prediksi permintaan akan gagal mengungguli beberapa tahun terakhir penjualan karena dampak Brexit.
SMMT mengatakan beberapa konsumen dan pelaku usaha berusaha untuk menghindari membayar kenaikan cukai yang mulai berlaku dari 1 April untuk kendaraan bermotor.
“Dapat diartikan kita akan menyaksikan perlambatan pada April,” kata kepala eksekutif SMMT Mike Hawes.
Umumnya, Maret merupakan bulan terlaris untuk penjualan mobil dalam setahun.
"Ke depan untuk sisa tahun ini, kami berharap kondisi pasar lebih dingin mengingat adanya ketidakpastian politik,” imbuhnya.
Sementara itu, permintaan mobil diesel hanya meningkat 1,6 persen dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin yang naik lebih dari 13 persen.
Secara keseluruhan, suku bunga rendah terus mendukung permintaan di pasar mobil terbesar kedua di Eropa, sekitar 80 persen dari penjualan yang dibuat menggunakan pembelian kontrak pribadi (PCP).
Andy Bruce mengatakan, hampir 1,4 juta orang memutuskan memiliki mobil baru.
“Dalam jangka panjang tren baru dan bekas penjualan mobil didorong oleh PDB dan pertumbuhan penduduk, sehingga mau tidak mau itu akan terus meningkat kecuali ada semacam krisis ekonomi,” tukasnya.