New Astra Daihatsu Ayla. TEMPO/Praga Utama
TEMPO.CO, Ciwidey - Harus diakui jika banyak yang memandang remeh mobil kelas low cost green car atau LCGC. Sebab, rata-rata mobil ekonomis dan irit bahan bakar ini memiliki mesin bersilinder kecil. Spesifikasi materialnya pun kerap kali mengecewakan, jika dibandingkan dengan kendaraan di kelas lain.
Meski begitu, LCGC masih menjadi salah satu primadona pasar otomotif nasional. Tahun lalu saja, volume penjualan kendaraan jenis ini mencapai 235.171 unit atau 22,1 persen dari total pasar mobil nasional. Demikian pula pada JAnuari-Februari lalu, saat volume penjualannya mencapai 44.092 unit atau 24,4 persen dari total pasar.
Gurihnya pasar LCGC memaksa produsen kendaraan untuk berfokus mengembangkannya, dengan beragam inovasi dan pembaruan. Inilah yang dilakukan PT Astra Daihatsu Motor pada LCGC unggulannya, Astra Daihatsu Ayla. Pada 7 April 2017, Astra Daihatsu merilis New Ayla dengan ubahan signifikan, terutama pada mesin. Konsumen kini bisa menikmati New Ayla dengan mesin 1.200 cc.
Untuk menjajal performa baru Ayla, Asra Daihatsu menggelar uji kendara atau test drive, dengan rute pegunungan Bandung-Ciwidey. Direktur Pemasaran Astra Daihatsu, Amelia Tjandra, mengatakan rute ini dipilih selain karena indah, juga cocok untuk menguji performa New Ayla, terutama yang dibekali mesin 1.200 cc.
"Jadi, tak ada lagi alasan untuk khawatir, saat mengeksplorasi berbagai medan jalanan dengan Ayla," kata dia di Glamping Lakeside, Rancabali, Ciwidey, Rabu malam, 17 April 2017.
Rombongan penguji yang berangkat dari Bandung terdiri dari 10 New Ayla, masing-masing diisi oleh empat orang. Tempo dan tiga rekan lain kebetulan mendapat jatah varian tertinggi, New Ayla R Deluxe 1.200 cc bertransmisi otomatis. Di pasaran, varian ini dilepas seharga Rp 146,25 juta.
Dari eksterior, banyak ubahan yang dilakukan Astra Daihatsu pada New Ayla. Dua yang menyolok ialah bentuk grille dan jenis velg. Grille New Ayla kini berbeda dengan Toyota Agya, saudara kembarnya. "Grille New Ayla mengesankan senyum, berbeda dengan Agya yang berciri X khas Toyota," kata Amelia. Velgnya pun kini memiliki aksen gelap, dan lebih sporty.
Masuk ke dalam kabin, ubahan yang paling terlihat ialah head unit Double Din, yang sudah mengaplikasikan layar sentuh. Airbag alias bantal udara antibenturan pun sudah lengkap, untuk sisi pengemudi dan penumpang depan. Namun selebihnya masih terasa sama dengan Ayla lama. Termasuk material plastik pada panel pintu, dashboard, dan panel transmisi yang terasa kurang kokoh.
Namun yang layak dipuji ialah tampilan meter cluster yang baru, lebih canggih dan informatif. Jok bagian depan pun masih memakai model lama, yang tidak memiliki head rest atau sandaran kepala terpisah. Aplikasi head rest yang terpisah hanya ada di bagian penumpang, itu pun saya rasa terlalu pendek untuk orang dengan tinggi di atas 170 centimeter.
Hal lain yang belum banyak berubah ialah dimensi bodi. Bagi orang berperawakan besar, agak sulit untuk keluar-masuk lewat pintu belakang. Demikian pula dengan jok penumpang, yang bakal sesak jika diisi tiga orang. Namun untuk bagasi ada sedikit perubahan berupa pemberian jaring dan cover atas, yang memungkinkan penumpang menaruh barang di atasnya.
Lantas seperti apa performa New Ayla di medan pegunungan? Simak tulisan berikutnya.
FERY F