TEMPO.CO, Tokyo – Sejumlah perusahaan Jepang, termasuk Toyota Motor Corp dan JXTG Nippon Oil & Energy akan memperkuat kerja sama dalam mewujudkan program pembangunan stasiun pengisian bahan bakar untuk kendaraan berbahan bakar hidrogen. Ini untuk mendukung kampanye pemerintah pemanfaatan bahan bakar hidrogen yang ramah lingkungan.

Baca: Begini Cara Tata dan Hyundai Menggoyang Pabrikan ... Namun membangun sebuah stasiun pengisian bahan bakar hidrogen bukan perkara gampang. Selain tekniknya yang sangat rumit, biayanya tak murah. Paling murah untuk satu unit stasiun bahan bakar hidrogen sekitar 1 juta yen atau sekitar Rp 119 juta.

Seperti dilansir dari laman auto.economictimes.com, Sabtu, 20 Mei 2017, pemerintah Jepang menargetkan pembangunan 160 stasiun pengisian bahan bakar untuk kendaraan hidrogen pada 2020/2021 dan menjadi 320 stasiun pada 2025/2026.

Di Jepang, saat ini sudah beroperasi 90 stasiun pengisian bahan bakar hidrogen. Dari jumlah tersebut, sekitar 40 unit dioperasikan oleh JXTG Nippon Oil. Juru bicara JXTG Nippon Oil menyebutkan bahwa kerja sama ini untuk mewujudkan target pemerintah membangun sebanyak mungkin stasiun pengisian bahan bakar hidrogen menuju industri yang ramah lingkungan.

Perusahaan yang juga akan menjalin kerja sama antara lain Nissan Motor, Honda Motor, Idemitsu Kosan, Iwatani Corp, Tokyo Gas, Toho Gas, Toyota Tsusho, dan Development Bank of Japan.

Baca: Penjualan Toyota di AS Merosot, PM Jepang Akan Temui .. Toyota tentunya berkepentingan dengan pembangunan banyak stasiun pengisian bahan bakar hidrogen. Pasalnya, produsen mobil terbesar di Jepang itu menargetkan untuk menjual lebih dari 30 ribu unit mobil bertenaga sel bahan bakar pada sekitar 2020. Saat ini, Toyota sudah menjual Mirai, mobil yang memanfaatkan hidrogen sebagai sumber sel bahan bakar di Jepang dan Amerika Serikat.

SETIAWAN ADIWIJAYA