REUTERS/Tyrone Siu
TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat polusi udara yang semakin tinggi membuat kehadiran kendaraan yang ramah lingkungan semakin dibutuhkan. Kendaraan bertenaga listrik menjadi salah satu solusinya.
Baca: Singapura Tetapkan Batas Emisi Mobil Listrik Regulasi yang mengatur emisi gas buang kendaraan bermotor juga semakin ketat. Ini menunjukkan kekhawatiran dunia internasional terhadap pencemaran, yang diakibatkan emisi gas buang kendaraan bermotor, yang semakin mencemaskan.
Uni Eropa memberlakukan aturan emisi gas buang yang ketat, yakni karbondioksida tidak boleh melebihi ambang batas 95 gram CO2 per kilometer.
Untuk mengantisipasi regulasi emisi gas buang, sejumlah produsen otomotif mulai mengembangkan teknologi kendaraan bertenaga listrik. Sebab, untuk mengembangkan dan memproduksi mobil listrik secara massal yang terjangkau, tapi tak mengurangi keandalan produk, bukan perkara mudah dan membutuhkan biaya tak sedikit.
Seperti dilansir BBC News, Rabu, 5 Juli 2017, produsen otomotif juga menyiasati mahalnya biaya untuk memproduksi kendaraan full electric dengan plug in hybrid (masih menggunakan bahan bakar). Mobil hibrida ini untuk mengurangi emisi gas, tapi tak mengurangi performa kendaraan.
India, yang merupakan salah satu negara dengan tingkat polusi paling tinggi, juga akan mengembangkan mobil bertenaga listrik untuk memperkecil tingkat keparahan pencemaran akibat emisi gas buang. Pada 2030, India menargetkan tidak ada lagi mobil berbahan bakar bensin dan diesel yang dijual di negara itu.
Langkah itu juga untuk menekan impor bahan bakar. "Kami akan memproduksi kendaraan listrik secara masif," ucap Menteri Negara Listrik, Batu Bara, Energi Baru Terbarukan, dan Pertambangan India Shri Piyush Goyal, seperti dikutip dari laman motoring.com.au, Rabu, 10 Mei lalu.
Baca: Bos Honda Sebut India Belum Siap Kembangkan Mobil ... Jerman juga mempunyai kebijakan yang sama dengan India, yakni menargetkan pengoperasian kendaraan ramah lingkungan pada 2030.
SETIAWAN ADIWIJAYA