Suasana Jakarta yang berkabut di kawasan Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, (11/06). Menurut BMK kondisi demikian bukan karena kabut, tapi disebabkan asap emisi gas buang kendaraan bermotor yang terperangkap di bagian bawah atmosfer dan tidak bisa naik ke atas.TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta dispensasi atau tambah waktu penerapan emisi euro (euro 4). Permintaan itu disampaikan langsung saat menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 21 Juli 2017.
Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan dari aturan yang dikeluarkan pemerintah memberi batas waktu penerapan 18 bulan untuk mobil bensin baru dan yang sedang diproduksi. Sedangkan untuk mobil diesel akan dituntut menerapkan emisi euro 48 bulan, baik yang baru maupun sedang diproduksi.
Gaikindo berharap ada dispensasi waktu tambahan untuk mobil bensin yang masih diproduksi. "Beberapa kendaraan ini kandungan lokalnya telah tinggi harus diproduksi dalam 18 bulan dalam kondisi euro 4 agak kesulitan," kata Yohannes.
Baca: Akhirnya, Beleid Emisi Standar Euro 4 Terbit
Ia meminta kepada pemerintah menambah dispensasi waktu penerapan Euro 4. "Permintaan kami 24 bulan untuk mobil baru dan 48 bulan untuk mobil yang sedang diproduksi," ucap Yohannes. Menurut dia, untuk jenis mobil tertentu, pemerintah akan memberikan kompensasi waktu selama enam bulan. Hal itu pun disambut baik oleh Gaikindo.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan sudah mengeluarkan peraturan menteri soal penerapan Euro 4. Mengenai permintaan dispensasi Gaikindo, kata Siti, pemerintah akan membahasnya. "Akan ada semacam dispensasi dan surat edaran bersamanya untuk jenis kendaraan tertentu," ucapnya.
Simak: Kenapa Harus Ikuti Standar Emisi Euro 4, Ini Penyebabnya
Sebagai contoh, beberapa jenis mobil yang membutuhkan waktu penyesuaian ialah Daihatsu Grand Max, Nissan Livina, Datsun Go, dan Suzuki APV. "Ini yang katanya butuh penyesuaian agak panjang," kata Siti.
Indonesia, lanjut Siti, tidak boleh ketinggalan dalam penggunaan Euro 4. Sebab di antara negara-negara di Asia Tenggara, tinggal Indonesia, Myanmar, dan Kamboja yang belum menerapkan. Sedangkan dari sisi produksi, Siti mengatakan Pertamina sudah siap memasok. "Pertamina Cilacap sudah memproduksi Euro 4," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN