Ratusan kendaraan terjebak kemacetan lalu lintas di jalan tol dalam kota akibat proyek pembangunan kereta api ringan atau light rail transit (LRT) tahap pekerjaan bentang panjang atau longspan, di ruas jalan Cawang - M.T. Haryono, Jakarta, 22 Mei 2017. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengadakan diskusi bertajuk Mengurai Kemacetan di Jabodetabek di Kementerian Perhubungan RI, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Agustus 2017. Menurut dia, diskusi ini bertujuan untuk mengambil solusi atas tekanan lalu lintas di Jabodetabek yang sudah begitu ketat. "Di masa sekarang di mana tekanan terhadap lalu lintas begitu ketat, kita harus mengambil solusi," katanya.
Baca: Tol Jakarta-Cikampek Macet, Djarot: Gunakan Transportasi Umum
Menurut Budi, jumlah penduduk Jabodetabek mencapai 47 juta orang dan ada 19,4 juta yang berkegiatan sehari-hari di Jakarta. "Kalau di Skandinavia itu bisa jadi sepuluh 10 negara tapi itu ada di satu kota, di Jabodetabek," ucapnya.
Budi juga mencatat ada hal yang sangat memprihatinkan terkait rasio kecepatan laju kendaraan akibat angka populasi tersebut. "Bahkan ada kecepatan yang sudah sangat prihatin, orang berkendara 10 hingga 20 kilometer per jam," kata dia.
Simak: Cegah Kemacetan, Menhub Bagi 3 Jalur Lalu Lintas Ini
Menurutnya, pemerintah pusat tengah bersiap memberikan substitusi transportasi dengan membangun transportasi massal, yaitu MRT dan LRT. Pembangunan sarana transportasi ini diharapkan mampu mengatasi kemacetan lalu lintas. "Tekanan-tekanan karena banyaknya kendaraan, banyaknya mobil serta motor yang masih jadi andalan itu kita harapakan suatu hari shifting ke transportasi massal," kata Budi.
NUR QOLBI | WAWAN PRIYANTO