REUTERS/Tyrone Siu
TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN akan menyiapkan 1.000 stasiun penyedia listrik umum (SPLU) atau charging station untuk pengisian daya mobil listrik tahun ini.
Satu SPLU bisa menghasilkan daya 5.500 volt ampere (VA). Idealnya, selama satu hari, bisa mengisi daya untuk 11 sepeda motor listrik, seperti motor pabrikan Viar yang biasanya memerlukan 500 VA.
Tarif listrik di SPLU Rp 1.647 kilo watt hour (kWh). Jadi, dengan mengisi daya 3,5 kwh di kali Rp 1.647 per kwh, maka pengendara hanya mengeluarkan uang Rp 5,764 untuk perjalanan 80 km. Ini tentu lebih murah dibandingkan dengan kendaraan biasa.
Untuk membangun infrastruktur SPLU tersebut, PLN hanya membutuhkan komponen meteran listrik prabayar untuk mengambil saluran dari tiang listrik.
Baca: Pemerintah Tetapkan Empat target Percepatan Kendaraan Listrik
"PLN hanya memasang keran untuk mengambil listriknya," kata anggota Tim Mobil Listrik PLN, Leo Basuki, pada Kamis, 24 Agustus 2017.
Untuk pembangunan SPLU, PLN membutuhkan anggaran Rp 7 juta. Selain memasang meteran prabayar, PLN juga perlu memasang alat keamanan, seperti alat yang mematikan listrik saat tidak terpakai agar tidak membahayakan.
"PLN juga memperhatikan tempatnya sehingga tidak menyebabkan kemacetan," kata Leo lagi.
SPLU, sebagai charging station kendaraan listrik, akan lebih tepat apabila ditempatkan di tempat parkir, Shelter, dan rest area, karena di sana mobil atau motor listrik akan diparkir dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga dapat sekaligus discharge.
Leo menambahkan, komitmen PLN membangun charging station mobil listrik dilatarberlakangi banyak pertimbangan, seperti pemanasan global dan dampaknya terhadap iklim serta lingkungan.