Logo Renault Nissan. wikipedia.org
TEMPO.CO, Jakarta - Renault-Nissan dan Dongfeng Motor Group mengumumkan kerja sama baru untuk mengembangkan dan menjual mobil listrik di Cina dengan membentuk perusahaan patungan bernama eGT New Energy Automotive Co., Ltd.
Perusahaan tersebut akan fokus pada kompetensi masing-masing mitra dengan memanfaatkan potensi kendaraan listrik Renault-Nissan Alliance, serta sumber daya Dongfeng dalam industri energi baru guna memenuhi harapan pasar Cina.
eGT akan merancang kendaraan listrik baru dengan interkonektivitas cerdas, yang akan sesuai dengan harapan konsumen di negara itu.
Baca: Renault Raih Penjualan 37.460 Unit di Cina Semester Pertama
Kendaraan akan dikembangkan Aliansi Renault-Nissan dan Dongfeng pada platform SUV A-segmen Aliansi Renault-Nissan. Perpaduannya adalah teknologi listrik aliansi tersebut dan biaya produksi kompetitif dari Dongfeng.
"Kami yakin dapat memenuhi harapan pelanggan Cina dan memperkuat posisi kepemimpinan kendaraan listrik global kami," kata Kepala dan CEO Aliansi Renault-Nissan, Carlos Ghosn, melalui laman resmi Nissan Global.
eGT akan berbasis di Kota Shiyan, Provinsi Hubei di Cina tengah. Mobil listrik tersebut akan diproduksi di pabrik Dongfeng Shiyan berkapasitas produksi dan penjualan 120 ribu kendaraan per tahun. Produksinya diperkirakan akan dimulai tahun 2019. Renault akan memegang 25 persen eGT, sedangkan Nissan 25 persen dan Dongfeng 50 persen.
ANTARA