Fabio Salini (30 tahun) dari Italia berpose di depan Balai Kota Yogyakarta, 16 September 2017. Ia mengendarai sepeda motor Vespa dari Italia menuju Yogjakarta untuk menghadiri acara Asia Vespa Day yang sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun Yogyakarta. TEMPO/Pribadi Wicaksono.
TEMPO.CO, Yogyakarta - Di antara hiruk pikuk acara Grebeg Vespa dalam acara Asia Vespa Day di Yogyakarta, Sabtu, 16 September 2017, ada seorang bule yang jauh-jauh datang dari Italia. Namanya Fabio Salini, 30 tahun.
Menariknya, Salini menempuh ribuan kilometer dari Italia menuju Yogyakarta mengendarai Vespa tuanya. Salini nekat mengendarai Vespa seri PX150 buatan 1982 miliknya meski sejumlah hambatan menghadang. "Saya sudah mulai perjalanan sejak tanggal 10 Juni (2017)," ujar Fabio saat berbagi cerita di sela acara Asian Vespa Day di Balai Kota Yogyakarta.
Baca: Pagi Ini Penggemar Vespa dari 11 Negara Keliling Yogyakarta
Salini menuturkan, ia mulai berangkat dari Italia menuju ke utara melewati beberapa negara di Eropa hingga Asia. Ia melintasi negara-negara seperti Austria, Hungaria, Bulgaria, Turki, Azerbaijan, juga Serbia.
Salini lalu menyeberang ke Timur Tengah, melintasi Iran, Pakistan, India, Nepal, Thailand, Malaysia, hingga akhirnya sampai Indonesia dua pekan sebelum ke Yogyakarta. "Saya kira-kira sudah 90 ribu kilometer melakukan perjalanan sampai di sini, sekitar 100 hari perjalanan," ujarnya.
Fabio Salini berpose dengan pengunjung di depan Balai Kota Yogyakarta, 15 September 2017. TEMPO/Pribado Wicaksono.
Sepanjang solo riding itu, Salini menemui sejumlah kesulitan. Baik masalah pada kendaraan, juga kondisi fisiknya. Untuk Vespa, masalah mesin yang kerap muncul seperti piston (sekker) mengunci karena temperatur mesin yang terlalu panas akibat digunakan terlalu lama.
Simak: Penggemar Vespa dari Enam Negara Ramaikan HUT Yogyakarta
Salini sering memperbaiki sendiri kerusakan Vespa itu karena, menurut dia, jeroan mesin Vespa tak terlalu rumit. "Sering panas mesinnya ketika masuk Asia," ujarnya.
Masalah pun dihadapi Salini saat melintasi Thailand. Di perbatasan Negeri Gajah Putih itu, Salini sempat diberhentikan pihak bagian imigrasi karena harus mengurus dokumen perjalanannya. Kondisi ini memakan waktu cukup lama, hingga akhirnya bisa melanjutkan perjalanan lagi.
"Saat di India, dokter minta saya enggak lanjutkan perjalanan lagi karena engkel kaki saya bermasalah, tapi saya lanjut," tuturnya.
Salini merupakan mantan pekerja kantoran di negaranya sebelum memutuskan keluar untuk memulai perjalanan dengan Vespa kesayangannya. Semangat Salini keliling dunia dengan Vespa menuju Asia karena ingin mengenal dan mengetahui lebih dekat kultur budaya berbagai negara, khususnya di Asia.
Salini baru mengetahui adanya kegiatan Asia Vespa Days di Yogyakarta saat ia singgah di Vietnam. Tujuan awalnya sebenarnya akan ke Australia. Namun saat melihat adanya posting-an Asia Vespa Day di akun Facebook miliknya, ia mengubah rute menuju Yogyakarta.
"Saya bisa tidur di mana-mana. Gratis. Orangnya baik-baik. Saya sering dibantu jika kesulitan," ujar Salini semringah.
Fabio merasa takjub dengan kuatnya jaringan klub Vespa di Indonesia. Menurut dia, kuat dan besarnya jaringan Vespa di Indonesia sama dengan kondisi di Italia. "Ikatan persaudaraannya sama kuat, 'Jika kamu Vespa maka kamu saudara'," katanya.
Ia mengaku sempat dilarang orang tuanya melakukan perjalanan gila keliling dunia itu. Namun, Salini tak mau mengungkapkan berapa besar uang yang ia persiapkan untuk perjalanannya. "Sedikit uang keluar di Indonesia ini karena saya banyak dibantu teman Vespa lainnya," ujarnya.
Setelah dari Yogyakarta, Salini akan melanjutkan perjalanan seorang dirinya menuju Australia sebagai pemberhentian akhir. Setelah itu, ia akan pulang ke rumahnya di Italia.
Ketua panitia Asia Vespa Day, Frannata Suryanto, mengatakan dari para peserta kegiatan ini, pengendara terjauh memang asal Italia. "Yang dari Italia ini yang benar-benar mengendarai Vespa sampai ke sini, kebanyakan yang dari mancanegara datang dulu lalu menyewa Vespa atau pinjam untuk ikut Asia Vespa Days," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO