Menara Eiffel, nyaris tidak terlihat melalui kabut asap di Paris, Prancis, Jumat (14/3). Polusi udara mencapai level tinggi di Paris yang menyebabkan langit di kota tersebut tertutup kabut. AP/Jacques Brinon
TEMPO.CO, Jakarta - Emisi kendaraan bermesin diesel yang dimanipulasi sehingga seolah-olah ramah lingkungan, diduga merenggut 5.000 korban jiwa akibat polusi udara setiap tahun di Eropa, menurut sebuah penelitian.
Jumlah tersebut sesuai dengan investigasi sebelumnya terhadap kasus kematian akibat skandal yang biasa disebut Dieselgate itu mencuat ketika Volkswagen mengaku telah memanipulasi uji emisi kendaraan pada 2015.
Banyak produsen mobil lain diduga melakukan hal yang sama sejak saat itu.
Baca: BMW Motorrad Pakai Mesin VVT untuk Kontrol Emisi
Pada Mei tahun ini, sebuah studi dalam jurnal Nature mengungkapkan emisi besar-besaran dari kendaraan bermesin diesel yang melampaui batas, berkaitan dengan 38.000 kematian dini di seluruh dunia pada 2015.
Studi terbaru yang dimuat di jurnal Environmental Research Letters itu fokus pada kasus kematian akibat polusi di Eropa.
Para peneliti dari Norwegia, Austria, Swedia, dan Belanda mencatat terdapat sekitar 10.000 kasus kematian di Eropa per tahun yang terkait dengan polusi partikel kecil dari kendaraan bermesin diesel ringan (LDDV).
Hampir 50 persen dari angka kematian tersebut semestinya dapat dihindari jika hasil emisi nitrogen oksida dari mobil bermesin diesel di jalanan sesuai dengan tingkat polusi saat uji coba.
Baca: Volkswagen Tingkatkan Diskon Setelah Skandal Emisi
Volkswagen mengaku memasang piranti lunak ilegal di sejumlah mobil yang dapat mengurangi emisi selama pengujian.
Negara-negara yang mengalami beban terparah akibat emisi kendaraan adalah Italia, Jerman dan Prancis, menurut keterangan para peneliti, "akibat tingginya polusi dan banyaknya penggunaan mobil bermesin diesel di negara-negara tersebut".
Terdapat lebih dari 100 juta mobil diesel di Eropa saat ini, atau dua kali lipat dibandingkan jumlah di seluruh dunia, menurut studi tersebut.
ANTARA